SISTEM SUSPENSI PADA MOBIL
kenyamanan dalam berkendara, baik menggunakan motor atau mobil merupakan
aktor ang diutamaan oeh pengendara maupun penmpang.Namun demikian,
kendaraan bermotor akan selalu mengalami gearan atau gocangan yang
disebabkan oleh mesin itu sendiri atau karena kondisi pemukaan jalan
yang dilaluinya. Getaran atau goncangan itu kadang-kadang dirasakan ole
penmpang sehingga mengganggu kenyamanan.Untuk mengurangi getaran dan
goncangan tersebut, setiap kendaraan perlu dilengkapi dengan susupensi.
Sistem suspensi adalah mekanisme yag ditempatkan diantara bodi atau rangka dan roda-roda.
Fungsi dari sistem suspensi untk menahan :
1. Goncangan-goncangan
2. Getaran-getaran, dan
3. Kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh permaan yang tia rata
Pada sebah sepeda, rangka dipasangkan langsung pada roda-roda. Jika
sepeda dikendarai melalui jalan yang tidak rata, benturan jalan akan
diteruskan langsung ke rangka, dirasakan oleh sipengendara
getaran-getran yang tidak menyenangkan.
Hal yang sama juga akan terjadi pada mobil. Apabila mibil tidak
dilengkapi dengan sistem suspensi antara roda-roda dan bodi, maka tidak
aka menimbulkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Selain itu juga akan
merusak muatan, dan sudah tentu mobil menjadi tidak praktis.
Selain berfungsi untuk menahan getaran atau goncangan, sistem suspensi juga mempunyai fungsi lainya, yaitu :
1. Selama kendaraan berjalan bersama-sama dengan ban, menyerap berbagai macam :
a. Getaran,
b. Osilasi, dan
c. Kejuatan yang diterima kendaraan
Dapat pula untuk melindngi penumpang serta barang muatan dan menambah stabilitas kendaraan.
2. Meneruskan gaya getran dan gaya pengereman yang diakibatkan adanya
pergesekan antara permukaan jalan dan roda-roda ke chasis dan bodi.
3. Menopang bodi pada poros-poros (axle) da menjaga hubungan geometris yang berhuungan denan bodi dan roda-roda.
OSILASI DAN KENYAMAN KENDARAAN
1. Sprung Weight dan Unsprung Weight.
Berat bodi dan lain-lainya yang ditoang oleh pegas-pegas disebt sprung wegiht. Adapun roda-toda dan poros serta komponen lainya yang tidak ditopang ole pegas disebut unsprng weight.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa makin besar sprung weightnya dari
suatu kendaraan akan menjadikanya maikin baik karena tendesi bodyuntuk
terguncang akan menjadi kurang.Sebalknya , unsprung weight yang terlalu
besar cenderung menyebabkan bodi muda terguncang.
Osilasi dan bergoyangnya bagian pegas dari kendaraan terutama bodi berpengaruh besar pada kenyamanan kendaraan.
2. Osilasi Sprung Weight
Sprung weight adalah bera bodi mobil yang dijamin olh pegas suspensi. Osilasi dan goyangan ini dibedakan menjadi empat, yaitu :
a. Pitching
b. Rolling (bergulir)
c. Bounching (melambung), dan
d. Yawing (zigzag).
A. PITCHING
Pitching adalah osilasi turun naiknya bagian depan dan belakang
berhubungan dengan titik berat depan dan belakang kendaraan. Hal ini
terjadi khususnya jika kendaaan melalui jalan yang kasar dan banyak
lubang. Pitching juga lebih mudah terjadi pada kendaraan yang pegasnya
lemah dibandingkan yang pegasnya lebih kuat.
B. ROLLING (BERGULIR)
Ketika kendaraan membelok atau melalui jalan yan begelombang, salah satu
pegas pada salah satu sisi kendaraan mengembang dan pada sisi lainya
mengerut. Hal ini mengkibatkan bodi beputar (rolling) dalam ara yang
lurus (dari sisi ke sisi)
C. BOUNCHING (MELAMBUNG)
Bounchig adalah gerakan aik turunya bodi kendaraan secara keseluruan.
Jika kendaraan berjaan pada kecepatan tinggi melalui jalan yang
bergelombang, maka seoah-olah terjadi gerakan naik turun. Juga mudah
terjadi jika keadaan pegas-pegas lemah.
D. YAWING (ZIGZAG)
Yawing adalah gerakan bodi kendaraan arah memanjang, ke kanan dan ke kiri terhadap titik tengah (centerline). Pada permukaan jalan dimana terjadinya pitching seperti juga pada yawing.
3. Osilasi Unsprung Weiht
Unsprung weight adalah berat poros-oros dan bagian-bagian lainya
yang tedapat antara ban dan pegas-pegas susupensi. Osilasi ini dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
a. Hopping,
b. Tramping, dan
c. Wind Up.
A. HOPPING
Hopping adalah gerakan melambung (bounching) roda-roda ke atas
dan ke bawah yang biasanya terjadi pada jalan-jalan berobmak dengan
kecepatan sedang dan tinggi.
B. TRAMPING
Tramping adalah gerakan osilasi turun naik dengan arah yang
berlawanan pada roda-roda kiri dan kanan. Akibatnya roda-roda kiri dan
kanan melompat terhadap permuakaan jalan. Keadaan ini muda terjadi pada
kendaraan yang menggunakan suspensi poros rigid (rigid axle suspension).
C. WIND UP
Wind Up adalah gejala terjadinya pegas daun melintir di sekeliling poros yang disebabkan oleh momen pengerak (driving torque) kendaraan.
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA SISTEM SUSPENSI
Sistem suspensi memiliki komponen-komponen utama sebagai berikut :
1. Pegas, Menetralisir kejutan-kejutan dan getaran-getaran daripermukaan jalan yang tdak rata.
2. Shock absorber, berungsi untuk menyempurnakan pengendaraan dengan membatasi kebebasab osilasi pegas-pegas.
3. Stabilizer bar, yang mencegah bergoyangnya kendaraan ke arah sisi.
Sistem linkage, yang menahan komponen tersebut di atas pada tempatnya
dan mengontrol gerakan roda-roda ke arah sisi atau ke arah depan.
Gambar suspensi depan Gambar suspensi belakang
A. PEGAS
Pegas tebuat dari baja dan berfungsi untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan dan getaran roda-rda agar tidak ke bodi.
Pegas terdiri dari :
1. Pegas Koil
2. Pegas Daun
3. Pegas Batang Torsi
Gambar pegas koil
Gambar pegas daun
Gambar pegas batang torsi
B. SHOCK ABSORBER
Shock absorber berfungsi untuk meredam osilasi (gerakan naik turun) pegas saat menerima kejtan dai permukaan jalan.
Gambar shock absorber
1. Cara kerja shock absorber
Di dalam shok absorber telescopic terdapat cairan khusus yang disebut minyak shock absorber.
a. Saat kompresi
Katup terbuka,minyak dapat mengalir dengan mudah sehingga tidak terjadi peredaman.
b. Saat ekspansi
Katup tertutp, inyak menglir melalui orifice (lubang kecil) sehingga tdrjadi peredaman.
Gambar cara kerja shock absorber
2. Tipe Shock Absorber
Shock absorbe dikelompokkan berdasarkan cara kerjanya, konstruksinya, dan medium kerjanya.
a. Penggolongan menuut cara kerjanya
- Shock absorber kerja tunggal (single action)
Efek meredam hanya erjadi saat ekspansi. Sebaliknya saat kompesi tidak terjadi peredaman.
- Shock absorber kerja ganda (doule action).
Saat ekspansi dan kompresi selalu erjadi peredaman
b. Penggolongan menurut konstrksinya- Shock absorber tipe mono tube.
Dalam shock absorber trdapat satu silinder tanpa reservoir.
- Shock absorber tipe twin tube
Dalam shock absorber terdapat pressure dan outer chamber yang membatasi workng chaber
dan reservoir chamber.
c. Penggolongan menurut medium kerja
- Shock absorber tipe hidrolis
Di dalamnya terdaat minyak shock absorber sebagai media kerjanya.
- Shock absorber tipe gas
Ini adalah shock absorber hidrolis yang diisi dengan gas. Biasanya gas yang dignakan
adalah gas nitrogen, yang dijaga ada tekanan rendah 10 - 15 kg/cm2 atau tekanan tinggi
20 - 30 kg/cm2.
C. BALL JOINT
Fungsi dari ball joint untuk menerima beban vertikal dan lateral, juga sebagai sumbu putaran roda saat kendaraan membelok. Pda bagian dalam ball joint terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergeseka dan setiap interval tertentu harus diganti dengan tipe molibdenum disulfide lithium base.
Pada tipe bal joint yang menggunakan dudukan dari resin, tidak dperluknpenggantian gemuk.
D. STABILIZER BAR
Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya sentrifugal saat kendaraan membelok.Untuk suspensi depan, stablizer bar biasanya dipasang pada kedua lower arm melalui bantalan karet dan linkage. pada bagian tenan ke frame ada dua tempat melalui bushing.
Batang stabilizer cenderung menahan terhadap puntiran. Tahanan ini
berfungsi mengurangi body roll dan memelihara bodi dalam kemiringan yang
aman.
E. STRUT BAR
Strut bar berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak aju
mundur, saat menerima kejutan dari jalan atau dorongan akibat terjadinya
pengereman.
F. LATERAL CONTROL
Lateral control rod dipasang diantara axle dan bodi kendaraan. Tujuanya
untuk menahan axle pada posisinya terhadap beban dari samping.
G. BUMPER
Bumper berfungsi sebagai pelindung komponen-komponen suspensi saat pegas mengerut atau mengembang di luar batas maksimum.
Bottoming adalah kejutan karena rebound menumbuk rangka. Penyebabnya
adalah rolling atau pitching ketika melalui jalan yang berlbang atau
tonjolan besar.