SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL (BATERAI)
Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan didalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk membakar campuran udara dan bensin didalam ruang bakar pada akhir langkah kompresi.
Sistim
pengapian yang digunakan adalah sistim pengapian listrik, dimana untuk
menghasilkan percikan api digunakan tegangan
listrik sebagai pemercik api. Listrik diambil dari baterai.
KOMPONEN-KOMPONEN
SISTIM PENGAPIAN
1.
Baterai
2.
Sikring (fuse)
3.
Kunci kontak (switch)
4.
External resistor
5.
Ignition coil
6.
Distributor
7.
Busi
8.
Kabel tegangan tinggi
A. BATERAI
Fungsi
:
Di dalam system
baterai berfungsi Sebagai sumber energi listrik sedang baterai sendiri
berfungsi untuk menyimpan energy listrik dalam bentu kimia.
B. FUSE / SIKRING
1. Sebagai pengaman
apabila terjadi hubungan singkat (korsleting).
2. Sebagai pembatas
arus yang berlebihan
C. KUNCI KONTAK / IGNITION SWITCH
Fungsi
:
Untuk memutuskan dan
menghubungkan aliran listrik dari baterai ke coil.
D.
EXTERNAL
RESISTOR
Fungsi
:
Mengurangi penurunan
tegangan pada kumparan primer saat mesin berputar pada putaran tinggi
E.
IGNITION
COIL / COIL PENGAPIAN
Fungsi
:
Untuk membangkitkan
tegangan listrik, dari 12 Volt menjadi 15.000 – 30.000 Volt. Untuk
dapat mempertinggi tegangan listrik tersebut, pada ignition coil terdapat 2 (dua) kumparan.
1 .
Kumparan
primer
a. Menciptakan medan magnet
b. Penampang kawat besar
c. Jumlah gulungan sedikit ± 400
2. Kumparan
sekunder
a.
Merubah induksi menjadi
tegangan tinggi
b.
Penampang kawat kecil
c. Jumlah gulungan
banyak ± 30.000
Ignition coil dengan
resistor
Pada
ignition coil yang dilengkapi dengan resistor,
mempunyai sebuah resistor (tahanan luar) yang dihubungkan seri dengan kumparan
primer pada coil.
Dibandingkan
dengan ignition coil tanpa memakai
resistor penurunan tegangan pada kumparan primer saat mesin berputar tinggi
akan dapat dikurangi.
Ada
2 type resistor :
1 1. External resistor
type
2 2.
Integrated resistor
type
External
reistor type
Integrated
resistor type
Ignition
coil tanpa resistor
a.
Putaran
rendah.
-
1. Waktu tertutup
platina lebih lama.
-
2. Arus yang mengalir ke
kumparan primer cukup meski ada self induksi.
- 3.
Tegangan tinggi pada
kumparan sekunder tetap.
b.
Putaran
tinggi.
- 1. Waktu tertutup
platina lebih cepat
-
2. Arus yang mengalir
kekumparan primer berkurang.
-
3. Tegangan tinggi pada
kumparan sekunder menurun
Ignition
coil dengan resistor
a.
Putaran
rendah
-
Peristiwanya sama
seperti pada coil tanpa resistor
b.
Putaran
tinggi
-
1. Waktu menutup platina
lebih cepat.
- 2. Karena harga tahanan
primer lebih kecil, arus yang mengalir masih cukup untuk
membentuk kemagnetan
3. Tegangan tinggi yang dihasilkan kumparan sekunder tetap besar.
membentuk kemagnetan
3. Tegangan tinggi yang dihasilkan kumparan sekunder tetap besar.
Pada
saat start mesin, arus dari baterai lebih banyak mengalir ke motor starter, sehingga tegangan baterai
akan drop dan mengurangi arus yang mengalir ke kumparan primer. Akibatnya
tegangan tinggi pada kumparan sekunder
berkurang dan bunga api pada busi lemah,
mesin sulit hidup.
Guna
mencegah
kejadian seperti itu, saat posisi start arus yang mengalir kekumparan
primer di by pass langsung tanpa melewati resistan, sehingga arus yang
mengalir ke
kumparan primer mencukupi.
F.
DISTRIBUTOR
Fungsi
distributor adalah untuk membagikan arus listrik bertegangan tinggi dari coil
kemasing-masing busi sesuai dengan waktu pengapian.
1.
Distributor
cap
2.
Breaker
points
3.
Governor
spring
4.
Governor
weight
5.
Distributor shaft
6.
Rotor
7.
Damper
spring
8.
Breaker
plate
9.
Condenser
10. Vacuum advancer
11. Ball bearing
Bagian-bagian
distributor.
I. I. Bagian
pemutus :
a. Cam lobe
b. Breaker point (platina)
II. II. Bagian pembagi arus
a. Rotor
b. Tutup distributor
III. III. Bagian pemaju
pengapian
a. Vacuum advancer
b. Governor advancer
I IV. Condenser
TERBENTUKNYA
TEGANGAN TINGGI
Jika
platina menutup, arus dari baterai dapat mengalir ke kumparan primer, sehingga inti besi menjadi sebuah magnet.
Ketika
platina membuka, arus pada kumparan primer
terputus, dan medan magnet menghilang.
Akibat
menghilangnya medan magnet, akan
dibangkitkan tegangan induksi pada kumparan sekunder yang diteruskan ke
busi.
CARA
KERJA SISTIM PENGAPIAN
1. Kontak point (platina) sedang menutup.
Ignition coil menjadi magnet.
2. Kontak point (platina) membuka.
Arus primer terputus dengan
cepat, maka :
a. Medan
magnit menghilang b. Terjadi arus induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder
c. Terjadi
lompatan api diantara elektroda busi.
Bagian
kontak pemutus (platina)
Fungsi
:
Untuk memutuskan dan
menghubungkan arus yang mengalir kekumparan primer agar terjadi tegangan
induksi pada kumparan sekunder.Bagian-bagian Platina :
1. Cam
distributor
2. Kontak
tetap
3. Kontak
lepas4. Pegas
5. Lengan kontak pemutus
6. Sekrup pengikat
7. Ebonit
8. Kabel
9. Alur penyetel
Sudut
pengapian
Yaitu : Sudut putar cam distributor dan saat platina
mulai membuka (1), sampai platina mulai
membuka pada tonjolan cam berikutnya (2)
Contoh sudut
pengapian
Sudut
pengapian = 360°/2
Mesin
4 silinder
Sudut
pengapian = 360°/4
Sudut buka platina A – B
Sudut tutup platina B – C
Kesimpulan :
Sudut
dwell adalah sudut cam distributor
pada saat platina mulai menutup (B)
sampai platina mulai membuka kembali (C).
Sudut
dwell = 60% x Sudut pengapian
= 60%
x 360/2Toleransi = ± 2°
Contoh
:
Mencari
sudut dwell mesin 4 silinder dan 6
silinderMesin 4 silinder
Sudut
pengapian = 360°/4. = 90°
Sudut
dwell
=.60% x 90°
= 54°
= 54°
Toleransi
= ± 2°
Sudut
dwell
= 52°
- 56°
Mesin
6 silinder
Sudut
pengapian = 360°/6 = 60°
Sudut
dwell
= 60% x 60°
=36°
Toleransi
= ± 2° Sudut = 34° - 38°
Pengaruh sudut dwell
Sudut
dwell besar1. Celah platina kecil
2. Arus yang mengalir ke primer coil terlalu lama
3. Kemagnetan jenuh
4. Platina panas
Sudut
dwell kecil
Celah platina lebar
1. Arus yang mengalir ke primer coil terlalu singkat2. Kemagnetan tidak tercapai maksimum
3. Tegangan induksi kumparan sekunder kurang
Fungsi :
1. Menghilangkan atau
mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada permukaan platina.
2.
Tegangan
induksi yang dihasilkan kumparan sekunder akan semakin besar, jika
menghilangnya kemagnetan (self induksi) kumparan primer berlangsung
singkat.
3. Condensor
akan mempercepat menghilangnya
tegangan induksi kumparan primer dengan cara menyerap arus induksi tersebut. Dengan
cara itu maka tegangan tinggi
kumparan sekunder dapat dihasilkan.
Kemampuan
dari suatu kondensor dinyatakan dengan besarnya kapasitas.
Untuk besarnya kapasitas kondenser dapat ditentukan melalui warna kabel yang digunakan.
Warna kabel Kapasitas
kondenser
Hijau 0,18
Uf
Kuning 0,22
Uf
Biru 0,25
Uf
Putih 0,27
Uf
Bagian pemaju saat
pengapian
Governor advancer
Fungsi
:
Memajukan saat
pengapian sesuai dengan besarnya putaran
mesin.
1.
Cam2. Spring support pin
3. Guide pin
4. Screw
5. Governor spring
6. Cam plate
7. Fly weight
8. Weight support pin
9. Distributor shaft
Cara kerja :
Sebelum bekerja
1. Fly weight (pemberat) belum mengembang
2. Cam plate belum ditekan
3. Advance belum bekerja
4. Salah satu pegas pembalik masih longgar
Saat bekerja
1. Fly weight centrifugal mulai mengembang sampai maksimum2. Cam plate mulai ditekan
3. Advance centrifugal mulai bekerja sampai maksimum
4. Kedua pegas pengembali bekerja
Vacuum advancer
Fungsi :
Memajukan saat
pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin. Saat
beban rendah atau menengah, kecepatan
pembakaran rendah karena atomisasi
campuran sedikit, campuran kurus. Oleh
sebab itu pembakaran menjadi lama.
Agar mendapatkan tekanan pembakaran
maksimum tetap terjadi sesudah TMA,
saat pengapian harus dimajukan
Bagian-bagian vacuum advancer : 1. Plat dudukan platina
2. Rod (tuas)
3. Diafraghma
4. Pegas
5. Selang untuk vacuum
6. Langkah
7. Advance port
8. Throttle valve
Cara kerja
Vacuum advance belum
bekerja
Kevacuman
pada intake manifold masih rendah, sehingga diafraghma belum bekerja
Vacuum advance sedang
bekerja
Kevacuman
pada intake manifold tinggi, sehingga
diafraghma terhisap dan rod (tuas) tertarik, akibatnya dudukan platina ikut bergerak, dan pembukaan platina dipercepat
G.
BUSI
Fungsi
:
Meloncatkan bunga api
listrik melalui elektrodanyaBagian-bagian Busi :
1. Insulator
2. Cincin
perapat3. Cincin perapat
4. Penghantar
5. Rongga pemanas
6. Terminal
7. Baut sambungan
8. Rumah busi
9. Elektroda pusat (+)
10. Celah elektroda
11. Elektroda massa (-)
Nilai panas
1. Suatu index yang menunjukan jumlah panas yang dapat
dipindahkan busi2. Kemampuan busi menyerap dan memindahkan panas tergantung pada bentuk kaki insulator
3. Nilai panas busi harus sesuai dengan kondisi operasi mesin
1. Luas permukaan insulator lebih besa
2. Banyak menyerap panas
3. Lintasan pemindah panas panjang, akibatnya pemindahan panas sedikit
1. Luas permukaan isolator kecil
2. Sedikit menyerap panas
3. Lintasan pemindah panas pendek
Permukaan muka busi
1. Isolator berwarna kuning atau coklat muda
2. Puncak isolator bersih, permukaan rumah isolator kotor berwarna coklat muda atau abu-abu
3. Kondisi kerja mesin baik
4. Pemakaian busi dengan nilai panas yang tepat
1. Elektroda terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada partikel-partikel kecil mengkilap yang menempel
2. Isolator berwarna putih atau kuning
Penyebab
:
a. Nilai oktan bensin
terlalu rendahb. Campuran terlalu kurus
c. Knoking (detonasi)
d. Saat pengapian terlalu awal
e. Type busi yang terlalu panas
a. Kaki isolator, elektroda-elektroda sangat kotor
b. Warna kotoran coklat/oli mesin
Penyebab
:
a. Ring piston ausb. Penghantar katup aus
c. Penghisapan oli melalui sistim ventilasi karter
Kaki isolator, elektroda-elektroda, rumah busi berkerak jelaga
Penyebab :
a. Campuran terlalu kaya
b. Type busi yang terlalu dingin
Penyebab :
1. Jatuh
2. Kelemahan bahan
3. Bunga api dapat meloncat dari isolator yang retak
1. Pengapian terjadi sebelum piston mencapai TMA
2. Saat pengapian adalah saat busi meloncatkan bunga api untuk memulai pembakaran
3. Saat pengapian diukur dalam derajat poros engkol, sebelum atau sesudah TMA pengapian. Mulai dari saat pengapian sampai dan berakhir dibutuhkan waktu tertentu
1. Saat pengapian
2. Tekanan pembakaran
maksimum
3. Akhir pembakaran
Kesimpulan:
1. Untuk mendapatkan
langkah kerja yang efektip tekanan
pembakaran maksimum terjadi beberapa derajat setelah TMA2. Agar tekanan pembakaran maksimum terjadi setelah TMA, maka saat pengapian harus di set sebelum TMA
Saat
pengapian dan kemampuan mesin
Saat pengapian terlalu awal
Mengakibatkan detonasi/knocking, daya mesin berkurang, mesin menjadi panas dan menimbulkan kerusakan pada piston, bearing, busi
Saat pengapian tepat
Menghasilkan langkah kerja yang ekonomis, daya mesin maksimum
Saat pengapian terlalu lambat
Menghasilkan langkah kerja kurang ekonomis/tekanan pembakaran maksimum jauh setelah TMA, daya maksimum kurang, boros bahan bakar
konthol
BalasHapusKalo coment yang sopan ya mas !!
HapusJembhot
HapusJembhot
HapusJembhot
HapusMantap bang, kunjungi juga blog saya di fajardwi26.blogspot.com
BalasHapus