Rabu, 12 Oktober 2016

SISTEM SUSPENSI PADA MOBIL

SISTEM SUSPENSI PADA MOBIL
kenyamanan dalam berkendara, baik menggunakan motor atau mobil merupakan aktor ang diutamaan oeh pengendara maupun penmpang.Namun demikian, kendaraan bermotor akan selalu mengalami gearan atau gocangan yang disebabkan oleh mesin itu sendiri atau karena kondisi pemukaan jalan yang dilaluinya. Getaran atau goncangan itu kadang-kadang dirasakan ole penmpang sehingga mengganggu kenyamanan.Untuk mengurangi getaran dan goncangan tersebut, setiap kendaraan perlu dilengkapi dengan susupensi.
Sistem suspensi adalah mekanisme yag ditempatkan diantara bodi atau rangka dan roda-roda. 
Fungsi dari sistem suspensi  untk menahan :
1. Goncangan-goncangan
2. Getaran-getaran, dan
3. Kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh permaan yang tia rata
Pada sebah sepeda, rangka dipasangkan langsung pada roda-roda. Jika sepeda dikendarai melalui jalan yang tidak rata, benturan jalan akan diteruskan langsung ke rangka, dirasakan oleh sipengendara getaran-getran yang tidak menyenangkan.
Hal yang sama juga akan terjadi pada mobil. Apabila mibil tidak dilengkapi dengan sistem suspensi antara roda-roda dan bodi, maka tidak aka menimbulkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Selain itu juga akan merusak muatan, dan sudah tentu mobil menjadi tidak praktis.
Selain berfungsi untuk menahan getaran atau goncangan, sistem suspensi juga mempunyai fungsi lainya, yaitu :
1. Selama kendaraan berjalan bersama-sama dengan ban, menyerap berbagai macam :
     a. Getaran,
     b. Osilasi, dan
     c. Kejuatan yang diterima kendaraan
     Dapat pula untuk melindngi penumpang serta barang muatan dan menambah stabilitas kendaraan.
2. Meneruskan gaya getran dan gaya pengereman yang diakibatkan adanya pergesekan antara permukaan jalan  dan roda-roda ke chasis dan bodi.
3. Menopang bodi pada poros-poros  (axle) da menjaga hubungan geometris yang berhuungan denan bodi dan roda-roda.
OSILASI DAN KENYAMAN KENDARAAN

1. Sprung Weight dan Unsprung Weight.
Berat bodi dan lain-lainya yang ditoang oleh pegas-pegas disebt sprung wegiht. Adapun roda-toda dan poros serta komponen lainya yang tidak ditopang ole pegas disebut unsprng weight.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa makin besar sprung weightnya dari suatu kendaraan akan menjadikanya maikin baik karena tendesi bodyuntuk terguncang akan menjadi kurang.Sebalknya , unsprung weight yang terlalu besar cenderung menyebabkan bodi muda terguncang.
Osilasi dan bergoyangnya bagian pegas dari kendaraan terutama bodi berpengaruh besar pada kenyamanan kendaraan.


2. Osilasi Sprung Weight
Sprung weight adalah bera bodi mobil yang dijamin olh pegas suspensi. Osilasi dan goyangan ini dibedakan menjadi empat, yaitu :
     a. Pitching
     b. Rolling  (bergulir)
     c. Bounching (melambung), dan
     d. Yawing (zigzag).
 
A. PITCHING
Pitching adalah osilasi turun naiknya bagian depan dan belakang berhubungan dengan titik berat depan dan belakang kendaraan. Hal ini terjadi khususnya jika kendaaan melalui jalan yang kasar dan banyak lubang. Pitching juga lebih mudah terjadi pada kendaraan yang pegasnya lemah dibandingkan yang pegasnya lebih kuat.
B. ROLLING (BERGULIR)
Ketika kendaraan membelok atau melalui jalan yan begelombang, salah satu pegas pada salah satu sisi kendaraan mengembang dan pada sisi lainya mengerut. Hal ini mengkibatkan bodi beputar (rolling) dalam ara yang lurus (dari sisi ke sisi)
C. BOUNCHING (MELAMBUNG)
Bounchig adalah gerakan aik turunya bodi kendaraan secara keseluruan. Jika kendaraan berjaan pada kecepatan tinggi melalui jalan yang bergelombang, maka seoah-olah terjadi gerakan naik turun. Juga mudah terjadi jika keadaan pegas-pegas lemah.
D. YAWING (ZIGZAG)
Yawing adalah gerakan bodi kendaraan arah memanjang, ke kanan dan ke kiri terhadap titik tengah (centerline). Pada permukaan jalan dimana terjadinya pitching seperti juga pada yawing.
3. Osilasi Unsprung Weiht
Unsprung weight adalah berat poros-oros dan bagian-bagian lainya yang tedapat antara ban dan pegas-pegas susupensi. Osilasi ini dibedakan menjadi tiga, yaitu :
    a. Hopping,
    b. Tramping, dan
    c. Wind Up.
A. HOPPING
Hopping adalah gerakan melambung (bounching) roda-roda ke atas dan ke bawah yang biasanya terjadi pada jalan-jalan berobmak dengan kecepatan sedang dan tinggi.
B. TRAMPING
Tramping adalah gerakan osilasi turun naik dengan arah yang berlawanan pada roda-roda kiri dan kanan. Akibatnya roda-roda kiri dan kanan melompat terhadap permuakaan jalan. Keadaan ini muda terjadi pada kendaraan yang menggunakan suspensi poros rigid (rigid axle suspension).

C. WIND UP
Wind Up adalah gejala terjadinya pegas daun melintir di sekeliling poros yang disebabkan oleh momen pengerak (driving torque) kendaraan.
 
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA SISTEM SUSPENSI
Sistem suspensi memiliki komponen-komponen utama sebagai berikut :
1. Pegas, Menetralisir kejutan-kejutan dan getaran-getaran daripermukaan jalan yang tdak rata.
2. Shock absorber, berungsi untuk menyempurnakan pengendaraan dengan membatasi kebebasab osilasi pegas-pegas.
3. Stabilizer bar, yang mencegah bergoyangnya kendaraan ke arah sisi.
Sistem linkage, yang menahan komponen tersebut di atas pada tempatnya dan mengontrol gerakan roda-roda ke arah sisi atau ke arah depan.
  

  
         Gambar suspensi depan            Gambar suspensi belakang
 A. PEGAS 
Pegas tebuat dari baja dan berfungsi untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan dan getaran roda-rda agar tidak ke bodi.
Pegas terdiri dari :
1. Pegas Koil
2. Pegas Daun
3. Pegas Batang Torsi
                          Gambar pegas koil
                           Gambar pegas daun
                      Gambar pegas batang torsi
B. SHOCK ABSORBER
Shock absorber berfungsi untuk meredam osilasi (gerakan naik turun) pegas saat menerima kejtan dai permukaan jalan.
 
                                              Gambar shock absorber
1. Cara kerja shock absorber
Di dalam shok absorber telescopic terdapat cairan khusus yang disebut minyak shock absorber.
a. Saat kompresi
    Katup terbuka,minyak dapat mengalir dengan mudah sehingga tidak terjadi peredaman.
b. Saat ekspansi
    Katup tertutp, inyak menglir melalui orifice (lubang kecil) sehingga tdrjadi peredaman.
                 Gambar cara kerja shock absorber
 2. Tipe  Shock Absorber
Shock absorbe dikelompokkan berdasarkan cara kerjanya, konstruksinya, dan medium kerjanya.
      a. Penggolongan menuut cara kerjanya
          - Shock absorber kerja tunggal (single action)
             Efek meredam hanya erjadi saat ekspansi. Sebaliknya saat kompesi tidak terjadi peredaman.
          
           - Shock absorber kerja ganda (doule action).
           Saat ekspansi dan kompresi selalu erjadi peredaman
           
        b. Penggolongan menurut konstrksinya
            - Shock absorber tipe mono tube.
               Dalam shock absorber trdapat satu silinder tanpa reservoir.
               
             - Shock absorber tipe twin tube
                Dalam shock absorber terdapat pressure dan outer chamber yang membatasi workng chaber
                dan reservoir chamber.
               
  
           c. Penggolongan menurut medium kerja
               - Shock absorber tipe hidrolis
                  Di dalamnya terdaat minyak shock absorber sebagai media kerjanya.
               - Shock absorber tipe gas
                  Ini adalah shock absorber hidrolis yang diisi dengan gas. Biasanya gas yang dignakan
                  adalah gas nitrogen, yang dijaga ada tekanan rendah 10 - 15 kg/cm2 atau tekanan tinggi
                  20 - 30 kg/cm2.
                
C. BALL JOINT
Fungsi dari ball joint untuk menerima beban vertikal dan lateral, juga sebagai sumbu putaran roda saat kendaraan membelok. Pda bagian dalam ball joint terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergeseka dan setiap interval tertentu harus diganti dengan tipe molibdenum disulfide lithium base.
Pada tipe bal joint yang menggunakan dudukan dari resin, tidak dperluknpenggantian gemuk.

 

D. STABILIZER BAR
Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya sentrifugal saat kendaraan membelok.Untuk suspensi depan, stablizer bar biasanya dipasang pada kedua lower arm melalui bantalan karet dan linkage. pada bagian tenan ke frame ada dua tempat melalui bushing.


 Batang stabilizer cenderung menahan terhadap puntiran. Tahanan ini berfungsi mengurangi body roll dan memelihara bodi dalam kemiringan yang aman.
E. STRUT BAR
Strut bar berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak aju mundur, saat menerima kejutan dari jalan atau dorongan akibat terjadinya pengereman.
 
F. LATERAL CONTROL
Lateral control rod dipasang diantara axle dan bodi kendaraan. Tujuanya untuk menahan axle pada posisinya terhadap beban dari samping.
 
G. BUMPER
Bumper berfungsi sebagai pelindung komponen-komponen suspensi saat pegas mengerut atau mengembang di luar batas maksimum.
 
Bottoming adalah kejutan karena rebound menumbuk rangka. Penyebabnya adalah rolling atau pitching ketika melalui jalan yang berlbang atau tonjolan besar.

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL (BATERAI)

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL (BATERAI)

Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang Sistem Pengapian Konvensional pada kendaraan mobil.
 
Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan didalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk membakar campuran udara dan bensin didalam ruang bakar pada akhir langkah kompresi.


Sistim pengapian yang digunakan adalah sistim pengapian listrik, dimana untuk menghasilkan percikan api digunakan tegangan listrik sebagai pemercik api. Listrik diambil dari baterai.

KOMPONEN-KOMPONEN SISTIM PENGAPIAN

1. Baterai
2. Sikring (fuse)
3. Kunci kontak (switch)
4. External resistor
5. Ignition coil
6. Distributor
7. Busi
8. Kabel tegangan tinggi

      A.   BATERAI


Fungsi :
Di dalam system baterai berfungsi Sebagai sumber energi listrik sedang baterai sendiri berfungsi untuk menyimpan energy listrik dalam bentu kimia.

      B.   FUSE / SIKRING

  Fungsi :
1. Sebagai pengaman apabila terjadi hubungan singkat (korsleting).
2. Sebagai pembatas arus yang berlebihan
      C.   KUNCI KONTAK / IGNITION SWITCH
 

Fungsi :                                                               
Untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik dari baterai ke coil.

      D.   EXTERNAL RESISTOR

Fungsi :
Mengurangi penurunan tegangan pada kumparan primer saat mesin berputar pada putaran tinggi

      E.   IGNITION COIL / COIL PENGAPIAN
 
Fungsi :
Untuk membangkitkan tegangan listrik, dari 12 Volt menjadi 15.000 – 30.000 Volt. Untuk dapat mempertinggi tegangan listrik tersebut, pada ignition coil terdapat 2 (dua) kumparan.
     1 .  Kumparan primer
            a.    Menciptakan medan magnet
            b.    Penampang kawat besar
            c.    Jumlah gulungan sedikit ± 400
     2.  Kumparan sekunder
            a.    Merubah induksi menjadi tegangan tinggi
            b.    Penampang kawat kecil
            c.   Jumlah  gulungan  banyak  ± 30.000

Ignition coil dengan resistor
Pada ignition coil yang dilengkapi dengan resistor, mempunyai sebuah resistor (tahanan luar) yang dihubungkan seri dengan kumparan primer pada coil.

Dibandingkan dengan ignition coil tanpa memakai resistor penurunan tegangan pada kumparan primer saat mesin berputar tinggi akan dapat dikurangi.

Ada 2 type resistor :

1            1.  External resistor type
2            2.  Integrated resistor type

                                       External reistor type

                                       Integrated resistor type

Ignition coil tanpa resistor

      a.    Putaran rendah.
-           1. Waktu tertutup platina lebih lama.
-           2. Arus yang mengalir ke kumparan primer cukup meski ada self induksi.
-           3.  Tegangan tinggi pada kumparan sekunder tetap.

      b.    Putaran tinggi.
-           1. Waktu tertutup platina lebih cepat
-           2. Arus yang mengalir kekumparan primer berkurang.
-           3. Tegangan tinggi pada kumparan sekunder menurun

Ignition coil dengan resistor

          a.   Putaran rendah
-               Peristiwanya sama seperti pada coil tanpa resistor

          b.  Putaran tinggi
-             1. Waktu menutup platina lebih cepat.
-             2. Karena harga tahanan primer lebih kecil, arus yang mengalir masih cukup untuk 
                   membentuk kemagnetan
             3. Tegangan tinggi yang dihasilkan kumparan sekunder tetap besar.

Pada saat start mesin, arus dari baterai lebih banyak mengalir ke motor starter, sehingga tegangan baterai akan drop dan mengurangi arus yang mengalir ke kumparan primer. Akibatnya tegangan tinggi pada kumparan sekunder berkurang dan bunga api pada busi lemah, mesin sulit hidup.

Guna mencegah kejadian seperti itu, saat posisi start arus yang mengalir kekumparan primer  di by pass langsung tanpa melewati resistan, sehingga arus yang mengalir ke kumparan primer mencukupi.

     F.    DISTRIBUTOR
Fungsi distributor adalah untuk membagikan arus listrik bertegangan tinggi dari coil kemasing-masing busi sesuai dengan waktu pengapian.
 

Adapun komponen-komponenya terdiri dari :
 

          1.    Distributor cap
          2.    Breaker points
          3.    Governor spring
          4.    Governor weight
          5.    Distributor  shaft
          6.    Rotor
          7.    Damper spring
          8.    Breaker plate
          9.    Condenser
        10. Vacuum advancer
        11. Ball bearing

Bagian-bagian distributor.
I.      I.  Bagian pemutus :                           
          a.  Cam lobe
          b.  Breaker point (platina)

II.     II. Bagian pembagi arus                                 
          a.  Rotor
          b.  Tutup distributor

III.    III. Bagian pemaju pengapian                       
           a.  Vacuum advancer
           b.  Governor advancer

I       IV. Condenser

TERBENTUKNYA TEGANGAN TINGGI 


Jika platina menutup, arus dari baterai dapat mengalir ke kumparan primer, sehingga inti besi menjadi sebuah magnet.

Ketika platina membuka, arus pada kumparan primer terputus, dan medan magnet menghilang.

Akibat menghilangnya medan magnet, akan dibangkitkan tegangan induksi pada kumparan sekunder yang diteruskan ke busi.

CARA KERJA SISTIM PENGAPIAN

1.  Kontak point (platina) sedang menutup.
 
       Arus mengalir dari  baterai > Ignition switch  >  (+) Coil  > Primary coil  >  Platina >  Massa
Ignition coil menjadi magnet.

  2.    Kontak point (platina) membuka.
 
        Arus primer terputus dengan cepat, maka :
  a.   Medan magnit menghilang
  b.  Terjadi arus induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder
        c.  Terjadi lompatan api diantara elektroda busi.

Bagian kontak pemutus (platina)

Fungsi :
Untuk memutuskan dan menghubungkan arus yang mengalir kekumparan primer agar terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder.
Bagian-bagian Platina :


      1. Cam distributor
      2. Kontak tetap
      3. Kontak lepas
      4. Pegas
      5. Lengan kontak pemutus
      6. Sekrup pengikat
      7. Ebonit
      8. Kabel
     9. Alur penyetel

Sudut pengapian
Yaitu : Sudut putar cam distributor dan saat platina mulai membuka (1), sampai platina mulai membuka pada tonjolan cam berikutnya (2)

Contoh sudut pengapian

Mesin 2 silinder.
 
Sudut pengapian = 360°/2
 
Mesin 4 silinder

Sudut pengapian = 360°/4

Sudut dwell
 
Sudut buka platina A – B
Sudut tutup platina B – C

Kesimpulan :
Sudut dwell adalah sudut cam distributor pada saat platina mulai menutup (B) sampai platina mulai membuka kembali (C).

Sudut dwell    =         60% x Sudut pengapian
                        =         60% x 360/2
Toleransi        =         ± 2°

Contoh :        
Mencari sudut dwell mesin  4 silinder dan 6 silinder

Mesin 4 silinder
Sudut pengapian     = 360°/4.  =   90°
Sudut dwell               =.60% x 90° 
                                   = 54°
Toleransi                    =  ± 2°
Sudut dwell               =  52° - 56°

Mesin 6 silinder
Sudut pengapian     = 360°/6 
                                   = 60°
Sudut dwell               = 60% x 60°
                       =36°
Toleransi                   = ± 2° 
Sudut                        = 34° - 38°

Pengaruh sudut dwell
Sudut dwell besar
1.    Celah platina kecil
2.    Arus yang mengalir ke primer coil terlalu lama
3.    Kemagnetan jenuh
4.    Platina panas

Sudut dwell kecil
Celah platina lebar
1.   Arus yang mengalir ke primer coil terlalu singkat
2.   Kemagnetan tidak tercapai maksimum
3.  Tegangan induksi kumparan sekunder kurang

CONDENSER
 
Fungsi :
1.  Menghilangkan atau mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada permukaan platina.
2. Tegangan induksi yang dihasilkan kumparan sekunder akan semakin besar, jika menghilangnya kemagnetan (self induksi) kumparan primer berlangsung singkat.

3.  Condensor akan mempercepat menghilangnya tegangan induksi kumparan primer dengan cara menyerap arus induksi tersebut. Dengan cara itu maka tegangan tinggi kumparan sekunder dapat dihasilkan.
Kemampuan dari suatu kondensor dinyatakan dengan  besarnya kapasitas.

Untuk besarnya kapasitas kondenser dapat ditentukan melalui warna kabel yang digunakan.

                        Warna kabel                                                 Kapasitas kondenser
                        Hijau                                                                           0,18    Uf
                        Kuning                                                                        0,22    Uf
                        Biru                                                                             0,25    Uf
                        Putih                                                                           0,27    Uf

Bagian pemaju saat pengapian  Governor advancer
Fungsi :
Memajukan saat pengapian sesuai dengan  besarnya putaran mesin.
1.    Cam
2.    Spring support pin
3.    Guide pin
4.    Screw
5.    Governor spring
6.    Cam plate
7.    Fly weight
8.    Weight support pin
9.    Distributor shaft


Cara kerja :
Sebelum bekerja 
1.    Fly weight (pemberat) belum mengembang
2.    Cam plate belum ditekan
3.    Advance belum bekerja
4.    Salah satu pegas pembalik masih longgar

Saat bekerja
1.    Fly weight centrifugal mulai mengembang sampai maksimum
2.    Cam plate mulai ditekan
3.    Advance centrifugal mulai bekerja sampai maksimum
4.    Kedua pegas pengembali bekerja

Vacuum advancer
Fungsi :
Memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin. Saat beban rendah atau menengah, kecepatan pembakaran rendah karena atomisasi campuran sedikit, campuran kurus. Oleh sebab itu pembakaran menjadi lama. Agar mendapatkan tekanan pembakaran maksimum tetap terjadi sesudah TMA, saat pengapian harus dimajukan
 
Bagian-bagian vacuum advancer :
1.    Plat dudukan platina
2.    Rod (tuas)
3.    Diafraghma
4.    Pegas
5.    Selang untuk vacuum
6.    Langkah
7.    Advance port
8.    Throttle valve

Cara kerja

Vacuum advance belum bekerja
Kevacuman pada intake manifold masih rendah, sehingga diafraghma belum bekerja
 

Vacuum advance sedang bekerja
Kevacuman pada intake manifold tinggi, sehingga diafraghma terhisap dan rod (tuas) tertarik, akibatnya dudukan platina ikut bergerak, dan pembukaan platina dipercepat

G.   BUSI

Fungsi :
Meloncatkan bunga api listrik melalui elektrodanya
 
 Bagian-bagian Busi :
1. Insulator
2. Cincin perapat
3. Cincin perapat
4. Penghantar
5. Rongga pemanas
6. Terminal
7. Baut sambungan
8. Rumah busi
9. Elektroda pusat (+)
10. Celah elektroda
11. Elektroda massa (-)

Nilai panas
1.    Suatu index yang menunjukan jumlah panas yang dapat dipindahkan busi
2.    Kemampuan busi menyerap dan memindahkan panas tergantung pada bentuk kaki insulator
3.    Nilai panas busi harus sesuai dengan kondisi operasi mesin

Busi panas
 
1.    Luas permukaan insulator lebih besa
2.    Banyak menyerap panas
3.    Lintasan pemindah panas panjang, akibatnya pemindahan panas sedikit

Busi dingin
 
1.    Luas permukaan isolator kecil
2.    Sedikit menyerap panas
3.    Lintasan pemindah panas pendek

Permukaan muka busi

Normal
 
1.    Isolator berwarna kuning atau coklat muda
2.    Puncak isolator bersih, permukaan rumah isolator kotor berwarna coklat muda atau abu-abu
3.    Kondisi kerja mesin baik
4.    Pemakaian busi dengan nilai panas yang tepat

Terbakar
 
1.    Elektroda terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada partikel-partikel kecil mengkilap yang menempel
2.    Isolator berwarna putih atau kuning

Penyebab :
a. Nilai oktan bensin terlalu rendah
b. Campuran terlalu kurus
c. Knoking (detonasi)
d. Saat pengapian terlalu awal
e. Type busi yang terlalu panas

Berkerak karena oli
 
a. Kaki isolator, elektroda-elektroda sangat kotor
b. Warna kotoran coklat/oli mesin

Penyebab :
a. Ring piston aus
b. Penghantar katup aus
c. Penghisapan oli melalui sistim ventilasi karter

Berkerak karbon
 
Kaki isolator, elektroda-elektroda, rumah busi berkerak jelaga

Penyebab :
a. Campuran terlalu kaya
b. Type busi yang terlalu dingin

Isolator retak
 
Penyebab :
1. Jatuh
2. Kelemahan bahan
3. Bunga api dapat meloncat dari isolator yang retak

SAAT PENGAPIAN
 
1. Pengapian terjadi sebelum piston mencapai TMA
2. Saat pengapian adalah saat busi meloncatkan bunga api untuk memulai pembakaran
3. Saat pengapian diukur dalam derajat poros engkol, sebelum atau sesudah TMA pengapian. Mulai dari saat pengapian sampai dan berakhir dibutuhkan waktu tertentu
1. Saat pengapian
2. Tekanan pembakaran maksimum
3. Akhir pembakaran

Kesimpulan:
1. Untuk mendapatkan langkah kerja yang efektip tekanan pembakaran maksimum terjadi beberapa derajat setelah TMA
2.  Agar tekanan pembakaran maksimum terjadi setelah TMA, maka saat pengapian harus di set sebelum TMA

           Saat pengapian dan kemampuan mesin

    

Saat pengapian terlalu awal
Mengakibatkan detonasi/knocking, daya mesin berkurang, mesin menjadi panas dan menimbulkan kerusakan pada piston, bearing, busi

Saat pengapian tepat 
Menghasilkan langkah kerja yang ekonomis, daya mesin maksimum

Saat pengapian terlalu lambat
Menghasilkan langkah kerja kurang ekonomis/tekanan pembakaran maksimum jauh setelah TMA, daya maksimum kurang, boros bahan bakar